CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
A.
Pada
bab ini banyak teori yang menyatakan tentang cahaya, ada banyak para ahli yang
mengungkapkannya yaitu :
TEORI SINAR CAHAYA
Teori ini di kemukakan oleh
Abu Ali Hasan
Ibn Al-Haitham (965–sekitar
1040) mengembangkan teori yang
menjelaskan penglihatan, menggunakan geometri dan anatomi. Teori itu
menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan
sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk
ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat.
TEORI KERUCUT RADIASI
Ilmuwan Muslim
pertama yang mengkaji ilmu optik
adalah Al-Kindi . Dalam pandangan ilmuwan
Yunani yaitu Aristoteles, penglihatan merupakan bentuk
yang diterima mata dari
obyek yang sedang
dilihat. Namun, menurut Al-Kindi
penglihatan justru ditimbulkan
daya pencahayaan yang berjalan
dari mata ke obyek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat.
TEORI
DUALISME PARTIKEL-GELOMBANG
Teori
ini menggabungkan tiga teori yang sebelumnya, dan menyatakan bahwa
cahaya adalah partikel
dan gelombang. Ini
adalah teori modern
yang menjelaskan sifat-sifat cahaya,
dan bahkan sifat-sifat
partikel secara umum.
TEORI GELOMBANG (RAY)
Christiaan Huygens Teori gelombang
ini menyatakan bahwa
gelombang cahaya akan berinterferensi dengan
gelombang cahaya yang
lain seperti gelombang
bunyi (seperti yang
disebut oleh Thomas
Young pada kurun
ke-18), dan cahaya dapat
dipolarisasikan.
TEORI ELEKTROMAGNETIK
Pada 1845
Faraday menemukan bahwa
sudut polarisasi dari
sebuah sinar cahaya ketika sinar tersebut masuk melewati material
pemolarisasi dapat diubah dengan medan magnet. Ini adalah bukti pertama kalau
cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme.
TEORI CEPAT RAMBAT CAHAYA
Jean Bernard
Leon Foucault (1819-1868)
Mmngemukakan pendapat tentang
cahaya sebagai berikut cepat rambat cahaya dalam zat cair lebih kecil
daripada cepat rambat cahaya
di udara. Hal
ini bertentangan dengan
teori emisi Newton
TEORI REFLEKSI CAHAYA
Euclid (Alexandria)
Dalam nya Optica
ia mencatat bahwa
perjalanan cahaya dalam garis lurus dan menjelaskan hukum refleksi.
TEORI EMISI
Teori Emisi
oleh Sir Issac Newton (1642-1722) mengembangkan teori Descartes
bahwa cahaya terdiri
dari partikel-partikel. Menurutnya,
benda bersinar mengeluarkan partikel-partikel secara
tetap ke segala
arah dengan lurus. Jika
partikel dianggap tidak
bermassa, maka benda
bersinar tidak akan kehilangan massa
hanya karena memancarkan cahaya,
dan cahaya itu
sendiri tidak dipengaruhi oleh gravitasi.
TEORI GELOMBANG CAHAYA
Huygens menyatakan
bahwa perambatan gelombang
apa pun melalui ruang
dapat digambarkan dengan
suatu metode geometris
yang dikenal dengan prinsip Huygens, yaitu: “setiap titik
pada muka gelombang
(wavefront) dapat dipandang
sebagai sebuah sumber titik
yang menghasilkan gelombang
sferis sekunder. Setelah waktu t, posisi muka gelombang yang
baru adalah permukaan selubung yang menyinggung semua gelombang sekunder ini”
TEORI REFRAKSI
Ibnu Sahl
pun menemukan hukum
refraksi (pembiasan) yang
secara matematis setara dengan
hukum Snell. Dia
menggunakan hukum tentang pembiasan cahaya
untuk memperhitungkan bentuk-bentuk
lensa dan cermin yang titik fokus cahanya berada di
sebuah titik di poros.
TEORI POLA INTERFERENSI
Orang yang
pertama kali menguji
hipotesa Maxwell adalah
Heindrick Rudolf
Hertz(1857-1894). Percobaan Hertz
ini menggunakan sepasang vibrator muatan
listrik yang bergetar
dengan frekuensi yang
tinggi kira-kira 100 MHz.
Frekuensi ini adalah
gelombang elektromagnetik pada
rentang gelombang radio pendek (FM) dan televisi.
TEORI INTENSITAS CAHAYA
Robert Grosseteste
(Inggris) scholarum. Dia percaya bahwa warna terkait dengan
intensitas dan bahwa mereka memperpanjang
dari putih menjadi
hitam, putih yang
paling murni dan berbaring
di luar merah
dengan hitam tergeletak
di bawah biru.
TEORI
IMPULS
Menurut Rene Descartes
cahaya merupakan suatu impuls yang merambat dengan cepat dari satu tempat ke
tempat lain.
TEORI
KUANTUM
Max Karl
Ernest Ludwig menyatakan bahwa
sinar cahaya adalah terdiri
dari paket (kuantum)
tenaga yang dikenal
sebagai photon.
TEORI
INTERFERENSI CAHAYA
Thomas Young
dan Agustin Fresnell melakukan
percobaan dengan dua
celah. Dari hasil
percobaan mereka menyatakan bahwa
cahaya dapat melentur
dan berinterferensi, dan
peristiwa ini tidak dapat diterangkan dengan teori partikel (emisi)
Newton.
TEORI
PERAMBATAN CAHAYA
Albert Abraham
Michelson (1852-1931) dan
Edward Williams Morley (1838-1923)
membuktikan bahwa tidak
ada eter. Pada
saat itu orang berpendapat
bahwa cahaya merambat
di udara dalam
zat yang dinamakan eter
(medium cahaya).
TEORI
PERAMBATAN CAHAYA
B.
Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat.
Sehingga cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium. Oleh karena itu, cahaya
matahari dapat sampai ke bumi dan memberi kehidupan di dalamnya.
·
Benda tembus
cahaya, yaitu benda
yang dapat meneruskan
cahaya yang
diterimanya. Benda
tembus cahaya dapat
dikelompokkan lagi menjadi benda
bening dan benda
baur. Contoh benda
bening adalah kaca
dan air jernih, sedangkan contoh
benda baur adalah es dan air keruh.
·
Benda tak
tembus cahaya, yaitu
benda yang tidak
dapat meneruskan cahaya yang
diterimanya. Contohnya adalah
batu, tanah, kayu,
dan besi.
·
Teori
Maxwel tentang gelombang
ekektromagnetik untuk menghitung
cepat rambat
gelombang elektromagnetik dengan persamaan
0 komentar:
Posting Komentar