PENDAHULUAN OPTIK
Ilmuwan Muslim pertama yang mencurahkan pikirannya untuk mengkaji
ilmu optik adalah Al-Kindi (801 M – 873 M). Buah pikir Al-Kindi tentang optik
terekam dalam kitab berjudul De Radiis Stellarum. Buku yang ditulisnya itu
sangat berpengaruh bagi sarjana Barat seperti Robert Grosseteste dan Roger
Bacon. Secara lugas, Al-Kindi menolak konsep tentang penglihatan yang
dilontarkan Aristoteles. Dalam pandangan ilmuwan Yunani itu, penglihatan
merupakan bentuk yang diterima mata dari obyek yang sedang dilihat. Namun,
menurut Al-Kindi penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan
dari mata ke obyek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat. Para Tohoh muslim
yang memberikan kontribusinya lainnya di dunia optk yaitu Al Khaitam, kamaluddin
al farisi, dan lain-lain.
Banyak sekali tokoh-tokoh yang berjasa pada perkembangan ilmu
optika, diantaranya adalah :
a.
Euklides
(hidup sekitar abad ke-4 SM)
Euklides ialah matematikawan dari Alexandria dikenal sebagai bapak
geometri.
b.
Johannes
Kepler (27 Desember 1571 – 15 November 1630).
Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika. Ia
menjadi sangat terkenal di bidang optik dan astronomi.
c.
Willebrord
Snellius (1580–30 Oktober 1626)
Willebrord Snellius (terlahir dengan
nama Willebrord Snel van Royen lahir di Leiden) adalah ilmuwan berkebangsaan
Belanda dalam bidang astronomi dan matematika. Willebrord Snellius dikenal
dengan hukum pembiasan cahaya.
d.
Christian
Huygens (1629–8 Juli 1695)
Christiaan Huygens, merupakan ahli
matematika Belanda dan ahli fisika; lahir di Den Haag sebagai anak dari
Constantijn Huygens. Ahli sejarah umumnya mengaitkan Huygens dengan revolusi
ilmiah. Christiaan umumnya menerima penghargaan minor atas perannya dalam
perkembangan kalkulus modern. Ia juga mendapatkan peringatan atas argumennya
bahwa cahaya terdiri dari gelombang. Tahun 1655, ia menemukan bulan Saturnus,
Titan.
Definisi Optik
Kata
optik berasal dari bahasa Latin, yang artinya tampilan. Optika adalah cabang
fisika yang menggambarkan perilaku atau sifat-sifat cahaya dan interaksi cahaya
dengan materi.
Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri
dari partikel-partikel ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh
sumbernya kesegala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Sementara menurut Huygens (1629 - 1695),
cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya
pada frekuensi dan panjang gelombangnya saja.
Cahaya merupakan sejenis energy berbentuk
gelombang elekromagnetik yang bias
dilihat dengan mata. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah
jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan
cahaya adalah 299,792,458 meter per detik.
Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optika klasik yaitu:
• Intensitas
• Frekuensi atau panjang
gelombang
• Polarisasi
• Fasa Sifat
optik geometris yaitu:
• Refleksi
• Refraksi
Sifat optik fisis yaitu:
• Interferensi
• Difraksi
• Dispersi
• Polarisasi
Sifat-sifat
cahaya yaitu:
- 1. Dapat dilihat oleh mata
- 2. Memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar (transversal)
- 3. Merambat menurut garis lurus
- 4. Memiliki energi
- 5. Dipancarkan dalam bentuk radias
- Dapat mengalami pembiasan, interfensi, difraksi (lenturan), dan polarisasi (terserap sebagian arah getarnya)
Hukum
Pemantulan Cahaya
Beberapa istilah yang digunakan
dalam pemantulan cahaya, adalah sebagai berikut:
o
Sinar datang
ialah sinar yang datang lurus pada permukaan benda.
o
Sinar pantul
ialah sinar yang diantulkan oleh permukaan benda.
o
Garis normal
ialah garis yang dibuat tegak lurus pada permukaan benda.
o
Sudut datang
ialah sudut antara sinar datang dan garis normal.
o
Sudut pantul
ialah sudut antara sinar pantul dan garis normal.
Hukum Pada pemantulan cahaya, yaitu:
Ø Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada
satu bidang
Ø Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul
0 komentar:
Posting Komentar